Selasa, 30 Desember 2008

Kemunculan Teknologi WiMAX Menikam Kelangsungan Hidup 3G

Perkembangan teknologi imformasi semakin cepat dari tahun ke tahun, tak elak akan membawa perubahan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu kawasan. Semakin canggih teknologi komunikasi, batas Negara dan wilayah tak kentara lagi. Semuanya bisa ditembus dengan kemajuan imformasi. Misalnya kejadian pengeboman di Negara A, satu jam kemudian sudah bisa diketahui oleh Negara tetangganya atau bahkan bisa juga menyebar ke seluruh dunia. Itulah keajaiban teknologi komunikasi, imformasi menyebrang lautan dan samudra lebih cepat daripada angin. Dalam hitungan detik sudah sampai, sedangkan angin tidak. Sekarang teknologi imformasi mengalami perkembangan yang cepat khususnya teknologi telekomunikasi seluler. Perubahan-perubahan yang terjadi pada teknologi seluler membawa perubahan terhadap feature layanan yang diberikan operator sehingga user dapat menggunakan fasilitas komunikasi yang beraneka ragam.

Sekarang teknologi yang berkembang di beberapa Negara dunia adalah teknologi 3G dimana 3G memberikan pelayanan yang lebih baik daripada 2G atau yang kita kenal sebagai GSM. Teknologi 3G merupakan teknologi yang menggabungkan video, data, dan suara dengan kecepatan tinggi, melalui penghantar ponsel. Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang menjanjikan peningkatan bandwidth hingga 384 Kbps ketika diakses dalam keadaan berjalan (nomadic), sementara untuk di kendaraan bergerak kecepatannya sekitar 128 KBps dan sampai 2 MBps bila dalam kondisi diam. Jadi, kecepatan maksimun yang dapat dicapai 3G yaitu sebesar 2 Mbps. Teknologi yang bisa digunakan untuk memberikan layanan 3G bisa berbasis GSM (W-CDMA) atau CDMA (CDMA2000). Namun, karena dari awal teknologi di 2G didominasi oleh sistem GSM, maka untuk 3G saat ini juga masih banyak berkembang dari teknologi W-CDMA.

Kelebihan yang dimiliki teknologi 3G adalah kualitas suara yang lebih jernih, kanal suara yang jauh lebih banyak di tiap base station, dan adanya fitur data yang sanggup mengantarkan berbagai aplikasi multimedia ke tiap pelanggan. Dengan demikian, pertumbuhan teknologi 3G di beberapa Negara mengalami perkembangan yang pesat seperti misalnya di Jepang yang merupakan Negara dengan tingkat pertumbuhan penggunaan 3G terbesar di dunia. Bagaimanakah dengan perkembangan 3G di Indonesia? Perkembanagn 3G di Indonesia masih dalam tahap awal dan pengenalan brands kepada pelanggan. Pengguna teknologi 3G di Indonesia masih sedikit sehingga peluang untuk dikembangkannya teknologi ini di Indonesia cukup besar seperti halnya di Jepang yang sudah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam penggunaan 3G. Jika dibarengi dengan strategi marketing yang matang dan layanan teknologi 3G yang ekonomis, di Indonesia juga bisa mengalami pertumbuhan penggunaan teknologi 3G yang signifikan sama halnya dengan Jepang.

Namun, perkembangan teknologi 3G di Indonesia diprediksikan akan mengalami kematian sebelum mengalami peningkatan pengggunaan teknologi ini di masyarakat atau bisa dikatakan teknologi 3G akan mati premature sebelum teknologi ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Salah satu alasan yang fundamental mengapa teknologi 3G akan mengalami kematian premature adalah karena kemunculan teknologi WiMAX dimana teknologi WiMAX menyuguhkan kualitas yang lebih baik dalam segala-galanya daripada teknologi 3G. Ini akan menjadi boomerang bagi investor yang menanamkan modalnya dalam pengembangan 3G karena secara tidak langsung 3G akan mati perlahan-lahan dengan kehadiran teknologi WiMAX. Salah satu kualitas yang paling penting yang harus diberikan kedua teknologi ini adalah mengenai kecepatan akses data baik itu voice, video, dan internet. Berikut ini adalah perbandingan spesifikasi WiMAX terhadap teknologi 3G yang dikembangkan dari W-CDMA dan teknologi lainnya yang masih berhubungan.


WiFi 802.11g

WiMAX 802.16-2004*

WiMAX 802.16e

CDMA2000 1x EV-DO

WCDMA/ UMTS

Approximate max reach (dependent on many factors)

100 Meters

8 Km

5 Km

12 Km

12 Km

Maximum throughput

54 Mbps

75 Mbps (20 MHz band)

30 Mbps (10 MHz band)

2.4 Mbps (higher for EV-DV)

2 Mbps (10+ Mbps fpr HSDPA)

Typical Frequency bands

2.4 GHz

2-11 GHz

2-6 GHz

400,800,900,1700,1800,1900,2100 MHz

1800,1900,2100 MHz

Application

Wireless LAN

Fixed Wireless Broadband (eg-DSL alternative)

Portable Wireless Broadband

Mobile Wireless Broadband

Mobile Wireless Broadband

Sumber : wikipedia, keyword WiMAX

Sebenarnya apa itu teknologi WiMAX itu sehingga dapat mengalahkan teknologi 3G yang digembor-gemborkan beberapa operator seluler saat ini? Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan standar industri yang bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat global menjadi satu kesatuan. WiMAX dan WiFi dibedakan berdasarkan standar teknik yang bergabung didalamnya. WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI HiperLAN yang merupakan standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN. Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, yaitu Eropa dan sekitarnya. Untuk dapat membuat teknologi ini digunakan secara global, maka diciptakan WiMAX. Standar global yang dipakai di dunia dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Standar-standar yang ada dengan spesifikasi yang mendukung komunikasi sampai tingkat MAN disatukan dengan standar WiMAX


Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau broadband wireless access (BWA). Pada masa mendatang, segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi BWA kemungkinan akan diberi sertifikasi WiMAX. Standar WiMAX dibentuk oleh gabungan-gabungan industri perangkat wireless dan chip-chip komputer diseluruh dunia. Perusahaan besar ini bergabung dalam suatu forum kerja yang merumuskan standar interkoneksi antar teknologi BWA yang mereka miliki pada produk-produknya.

Kalau begitu seberapa unggul teknologi WiMAX sehingga dapat mengalahkan teknologi 3G yang mulai hidup di Indonesia. Dengan demikian, menurut beberapa pakar telekomunikasi, teknologi 3G akan mati premature dengan kehadiran teknologi WiMAX karena 3G tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kualitas layanan WiMAX mobile, jangkauan WiMAX, dan yang penting investasi modal untuk pengaplikasian teknologi ini di lapangan sehingga teknologi ini dapat dinikmati oleh pelanggan. Berikut ini analisis keunggulan teknologi WiMAX terhadap teknologi 3G, yaitu:

1. WiMAX mobile mempunyai kemampuan layanan komunikasi data yang lebih cepat dari teknologi 3G yang ada saat ini, sehingga WiMAX mobile menawarkan perfoma yang lebih baik kepada pelanggan.

2. Kecepatan akses untuk internet WiMAX lebih besar dibandingkan dengan 3G. Berikut ini adalah kemampuan 3G dalam membawa Internet berkapasitas 2 Mbps. Sedangkan WiMAX satu channel bisa membawa 80 Mbps, kalau enam channel berarti sudah membawa 6 x 80 Mbps atau 460 Mbps. Sedangkan 3G hanya mencapai 2 Mbps, jelas tidak akan sebanding dengan teknologi WiMAX yang memiliki kecepatan akses 40 kali lebih besar dari kemampuan teknologi 3G hanya untuk satu channel saja. Jelaslah jika teknologi ini masuk ke Indonesia, teknologi 3G akan mati suri sebelum berkembang.

3. Melihat kecenderungan harga lelang frekuensi WiMAX akan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga lelang frekuensi 3G seperti juga hasil lelang di negara-negara lain pada umumnya, maka sangatlah mungkin WiMAX akan dapat memberi harga layanan yang kompetitif dibandingkan dengan layanan data pita lebar dari teknologi 3G.

4. WiMAX juga memiliki kemampuan memberikan layanan koneksi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) seperti layanan Telkom Speedy tetapi melalui jaringan nirkabel, maka WiMAX akan menjadi alternatif layanan bagi masyarakat dan bagi daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan telepon.

5. WiMAX memiliki kemampuan seperti sistem seluler (mobility) sehingga WiMAX pun dapat memberi layanan seperti 3G saat ini. Oleh karena itu, untuk alasan mempertahankan dan meningkatkan pasar, operator layanan data pita lebar baik yang menggunakan infrastruktur kabel maupun nirkabel boleh jadi akan tertarik untuk ikut lelang frekuensi WiMAX ini. Jika WiMAX sudah digunakan oleh berbagai operator seluler maka teknologi 3G akan ditikam secara perlahan-lahan oleh kemunculan WiMAX. Karena layanan WiMAX lebih murah daripada 3G, sedangkan masyarakat Indonesia menyukai yang murah-murah. Soal kualitas mereka tak peduli, apalagi jika dibarengi dengan kualitas dan jumlah konten feature yang banyak, maka bisa dikatakan teknologi 3G akan benar-benar ditikam dari belakang secara sempurna oleh kemunculan WiMAX.

6. Jangkauan sinyal WiMAX lebih luas dibandingkan dengan sinyal 3G sehingga ini dapat menghemat pendirian BTS. BTS yang digunakan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 3G, ini akan berdampak terhadap biaya operasional dari tiap BTS dan maintenance cost dari BTS juga berkurang. Hal ini dapat menguntungkan operator seluler jika operator menggunakan teknologi WiMAX.

7. Para operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat kompatibilitas lebih tinggi. META Group memperkirakan bahwa WiMAX akan membuktikan suatu keuntungan ekonomis bagi kalangan penyedia layanan, setidaknya dalam empat kunci penting. Yakni, mengurangi belanja modal ( capex ) hingga di bawah USD 240 per pelanggan tahun 2001; mengurangi biaya operasional ( opex ) hingga 41% dibandingkan koneksi kabel pada periode yang sama; mengurangi keluhan pelanggan melalui peningkatan kepuasan pelanggan; dan memiliki layanan yang sangat terdiferensiasi.

8. Pasar yang ditawarkan lebih meluas karena WiMAX dapat mengisi celah broadband yang selama ini tidak terjangkau oleh teknologi Cable dan DSL (Digital Subscriber Line).

9. Dapat melayani baik para pengguna dengan antena tetap (fixed wireless) misalnya di gedung-gedung perkantoran, rumah tinggal, toko-toko, dan sebagainya, maupun yang sering berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya. Mereka bisa merasakan nikmatnya ber-Internet broadband lewat media ini. Sementara range spektrum frekuensi yang tergolong lebar, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan BTS selama mereka berada dalam range frekuensi operasi dari BTS.

10. Sistem kerja MAC (Media Access Control) WiMAX yang ada pada Data Link Layer adalah connection oriented, sehingga memungkinkan penggunanya melakukan komunikasi berbentuk video dan suara. Inilah yang menjadi pemicu penghancur teknologi 3G karena kita tahu jika kedua teknologi tersebut menyediakan layanan yang sama, namun dari segi kecepatan WiMAX lebih unggul daripada 3G. Itu sama saja dengan menikan 3G yang mulai berkembang di Indonesia saat ini dari belakang dan perlahan-lahan teknologi 3G akan mati premature.

Jadi, sekarang bagaimana keadaan teknologi 3G ini di indonesia? Walaupun teknologi WiMAX belum bisa diaplikasikan di Indonesia, masih dalam tahap uji coba oleh depkominfo. Keberadaan teknologi 3G di Indonesia masih berkembang walaupun pada kenyataannya akhir-akhir ini pemasaran teknologi 3G mengalami kelesuan. Sehingga nada pesimis pun muncul , kalau begitu kehadiran teknologi 3G di Indonesia akan mengalami kesuksesan atau tidak? Dalam kenyataannya sudah ada teknologi yang lebih canggih daripada 3G dengan memberikan layanan, kualitas, dan harga yang bagus, apakah itu tidak akan menikam perkembangan teknologi 3G di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus tahu dulu apa yang melatar-belakangi pertanyaan ini muncul ke permukaan. Berikut ini ada beberapa alasan yang melatar-belakangi pertanyaan ini timbul ke permukaan, diantaranya:

  1. Pemerintah terkesan tiba-tiba membuka tender lisensi 3G pada pertengahan tahun 2003 tanpa publikasi yang cukup dan konsultasi publik padahal seharusnya pemerintah mencari masukan dahulu dari masyarakat agar dipertimbangkan oleh regulator dan akhirnya menjadi kebijakan Negara.
  2. Indonesia mungkin belum saatnya memakai teknologi 3G untuk telepon seluler, Singapura saja sempat menunda implementasi 3G karena membutuhkan investasi yang mahal. Selain itu juga, kesiapan beberapa operator belum bagus untuk pengaplikasian teknologi 3G ini di lapangan sehingga ini berdampak buruk terhadap pemasaran teknologi 3G terhadap pelanggan. Hal ini terjadi karena kurang bagus dalam penataan system jaringan 3G, menejemen pemasaran, dan masih sedikit teknisi yang paham tentang teknologi 3G sehingga pelayanan teknologi 3G di daerah begitu jelek dibandingkan dengan di kota besar.
  3. Untuk menikmati teknologi ini dibutuhkan handset yang harganya lebih mahal bagi mayoritas pengguna seluler di Indonesia yang saat ini banyak memakai handset tipe low-end.
  4. Data menunjukkan 70-85% pemasukan operator berasal dari voice, 10-25% berasal dari SMS, sisanya data serta content masih dibawah 5%. Artinya banyak pelanggan yang sudah cukup puas dengan voice dan SMS, mereka tidak membutuhkan aplikasi multimedia yang ba..bi..bu..be..bo. MMS yang terkirim dalam sehari saja baru mencapai angka 20 ribuan, sangat jauh dari jumlah SMS. Entah kapan jumlah MMS akan menyamai jumlah SMS.
  5. Yang paling penting adalah soal tarif. Semakin tinggi teknologinya maka semakin mahal tarifnya. Disini banyak pengguna yang berpikir ulang soal biaya yang akan dikeluarkannya. Akan tetapi, ini akan berbeda dengan teknologi yang ditawarkan WiMAX, ia menawarkan ongkos operasi delay, instalasi alat, maintenance, dan tarif penggunaan oleh pelanggan yang lebih murah. Jadi, banyak para pakar telekomunikasi yang menyangsikan akan keberhasilan teknologi 3G akan berkembang dengan baik seperti prediksi perkembangan teknologi WiMAX.

Sekarang dapat diambil kesimpulan dari pertanyaan diatas tentang masa depan 3G di Indonesia berdasarkan latar belakang mengapa pertanyaan itu muncul. Apalagi dengan adanya teknologi pembanding yang memiliki keunggulan yang lebih daripada teknologi 3G, maka dapat dikatakan teknologi 3G akan mati premature. Sekarang saja penggunaan teknologi 3G oleh beberapa operator mengalami kelesuan dan tak ada perkembangan yang signifikan. Berdasarkan survey terhadap konsumen bahwa teknologi 3G memang bagus, namun terhambat dengan tarif yang mahal sehingga ini menghambat penggunaan teknologi ini oleh masyarakat. Namun, lain perkara lain kejadian jika teknologi yang ditawarkan ke masyarakat itu adalah teknologi WiMAX yang menawarkan biaya tarif murah, feature content yang lengkap, dan akses data cepat sehingga ketika teknologi di-launching ke pasar, maka masyarakat kita akan menyerbu produk ini karena kita tahu pola konsumsi masyarakat Indonesia yang selalu mengikuti trend perkembangan teknologi walaupun sebenarnya mereka tidak benar-benar membutuhkan alat atau teknologi itu. Namun, karena faktor itu, akhirnya mereka membeli produk itu. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kemunculan teknologi WiMAX akan mengancam kelangsungan hidup 3G di Indonesia. Dapat diprediksikan 3G tidak akan akan bertahan lama apabila setelah ada operator yang menggunakan teknologi WiMAX, keberadaan 3G akan tergeser dengan kehadiran WiMAX. Dengan kata lain, kemunculan WiMAX akan menikam kelangsungan hidup 3G di Indonesia pada saat ini.

Namun, pada dasarnya setiap implementasi produk khususnya teknologi baru harus melalui beberapa tahapan proses pematangan sebelum well-established di pasar sehingga produk baru tidak langsung mengalami perkembangan yang drastis di pasar. Kita kenal tahapan-tahapan proses ini sebagai mata rantai dari life cycle produk. Life cycle produk memiliki 4 tahapan yaitu product development, introduction to market, mature market, dan product phase-out. Perbedaan antara WiMAX dan 3G saat ini adalah bahwa untuk WiMAX tahapannya baru memasuki product development dan sedang introduction to market. Sedangkan 3G sedang mengalami 3 tahapan yaitu product development, introduction to market, dan mature market. Ini juga hanya berlaku untuk beberapa Negara yang sudah menerapkannya lebih awal, namun untuk Indonesia belum mempunyai data yang pasti tentang itu karena masih dalam tahap pengenalan produk teknologi ini. Untuk fase product phase-out tentunya masih belum diketahui, perlu dilakukan kajian lebih mendalam terkait dengan waktu (berapa tahun) kedua teknologi tersebut mampu bertahan. Berikut ini skema life cycle kedua teknologi tersebut:




Gambar 2. Perbandingan Life Cycle Product teknologi 3G dan WiMAX

Meskipun peluncuran teknologi WiMAX terlambat bila dibandingkan teknologi 3G, namun peluang perkembangan WiMAX di pasar Indonesia sangat prospektif sekali. Karena menyuguhkan fasilitas komunikasi yang ekonomis, akses data paling cepat bila dibandingkan dengan 3G, dan memiliki jangkauan sinyal yang luas. Apalagi ditunjang dengan metode pemasaran, layanan operator, dan menejemen perusahaan yang baik, maka WiMAX akan menggeser posisi 3G dari pasaran. Kita tahu peluncuran teknologi WiMAX terlambat bila dibandingakan dengan 3G, namun berdasarakan survey mengenai perkembangana WiMAX didunia lebih cepat dibandingkan dengan teknologi 3G. Berikut ini perkembangan penggunaan teknologi WiMAX yang terus-menerus berkembang dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Hal ini mengindikasikan bahwa peluang perkembangan penggunaan teknologi WiMAX cukup besar bila sudah memasuki pasar-pasar di berbagai Negara di dunia. Berikut ini perkembangan teknologi WiMAX yang sangat signifikan sekali hampir di seluruh belahan dunia seperti timur tengah, asia, eropa, dan amerika. Begitu pula jika teknologi WiMAX sudah memasuki pasar Indonesia, maka perkembangannya sangat progresif sekali. Hal ini terjadi karena teknologi WiMAX menawarkan fasilitas layanan yang lebih baik dari teknologi sebelumnya atau teknologi saingannya (seperti 3G atau 4G), jangkauan sinyal yang lebih luas, biaya operasional murah, biaya investasi tidak mahal, dan tarif penggunaan oleh user lebih murah.


Gambar 3. Grafik prediksi perkembangan penggunaan WiMAX di berbagai benua dari tahun ketahun

Mungkin saat ini perkembangan 3G di indonesia masih stabil belum tergoncang oleh adanya teknologi WiMAX. Akan tetapi, nanti ketika teknologi WiMAX mulai masuk ke pasar indonesia, bisa dipastikan 3G akan hancur berantakan. Prediksi ini lumayan cukup akurat, buktinya bebrapa perusahan jasa telekomunikasi dunia mulai bergabung ke teknologi WiMAX karena prospek WiMAX begitu bagus jika dikembangakan ke arah WiMAX mobile. Sehingga ini akan menjadi saingan terberat perusahaan-perusahaan operator yang mendompleng teknologi 3G. Untuk itulah, mereka ancang-ancang mulai bergabung ke teknologi WiMAX supaya ketika teknologi WiMAX masuk pasar, perusahaan mereka tidak jatuh bangkrut akibat penurunan drastis penjualan layananan 3G dan fasilitas penunjang lainnya. Karena WiMAX diperkirakan akan memuat content lebih lengkap dari teknologi-teknologi sebelumnya termasuk 3G.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa masa depan 3G tidak akan bertahan lama di pasaran Indonesia seperti halnya teknologi GSM yang bisa bertahan lama. Kecendrungan perubahan teknologi yang begitu cepat menyebabkan keberadaan 3G semakin rawan. Apalagi dengan adanya teknologi saiangan yang mempunyai peran dan fungsi yang sama dengan teknologi 3G, ini dapat mengakibatkan vendor-vendor yang menyediakan fasilitas 3G akan mengalami kebangkrutan. Teknologi saingan terberat yang harus dihadapi 3G adalah teknologi WiMAX. WiMAX mempunyai peluang yang bagus untuk pengembangan mobile communication, walaupun pada awalnya bukan ditunjukkan untuk mobile communication. Jika ini sudah fix beredar dipasaran, maka kemunculan teknologi WiMAX akan menikam kelangsungan hidup 3G yang baru hidup seumur jagung. Menurut Dede Rusnandar, Direktur Pemasaran IndosatM2, keberadaan teknologi 3G akan mati premature dengan adanya teknologi saingan yang memiliki keunggulan di segala bidang dibandingkan dengan 3G. Tidak heran, sekarang saja penjualan 3G oleh beberapa operator mengalami kelesuan. Walaupun, saingan terberatnya belum muncul di pasaran Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa teknologi 3G akan mati sebelum ia tumbuh alias mati premature.

Meninjau peluang WiMAX di pasaran Indonesia yang mana mengacu ke pertumbuhan penggunaan teknologi ini di beberapa Negara seperti timur tengah, asia, eropa, dan amerika, maka pertumbuhan teknologi WiMAX di Indonesia juga akan mengalami kenaikan penggunaan dan bahkan menurut beberpa ahli, ‘teknologi WiMAX merupakan teknologi masa depan’ yang mana akan menggatikan teknologi yang dipakai oleh konsumen seluler sekarang ini. Ini mengindikasikan bahwa teknologi WiMAX di Indonesia juga akan mempunyai peluang besar menjadi the most used technology seperti halnya teknologi yang berbasis GSM dan CDMA sekarang ini. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan penggunaan teknologi WiMAX akan mengalami kenaikan dan mempunyai peluang besar jika dalam waktu dekat ini dipasarkan di Indonesia.